sumber gambar : http://www.tabletsmanual.com |
Dengan kata lain manusia adalah hospes definitif dari cacing Taenia saginata sedangkan hospes intermediernya adalah sapi. Penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh cacing pita yg genusnya berstatus Taenia, termasuk Taenia saginata dikenal dengan nama Taeniasis.
Klasifikasi Ilmiah Taenia Saginata
Kingdom | Animalia |
Filum | Platyhelminthes |
Kelas | cestoda |
Ordo | Cyclophylidea |
Family | Taeniidae |
Genus | Taenia |
Spesies | Taenia saginata |
Morfologi Taenia Saginata
Cacing pita Taenia saginata dapat memiliki panjang mencapai 25 m., namun biasanya panjangnya hanya berkisar 5 - 10 meter. Tubuh keseluruhan cacing ini hanya mencakup skoleks, leher dan strobila.Bagian skoleksnya berbentuk rhomboid dan memiliki empat batil isap tanpa kail atau kait-kait. Bagian strobila terdiri atas 1000-2000 segmen yang disebut proglotid, terdiri dari proglotid muda, proglotid matur, dan proglotid grafik.
Setiap proglotid memiliki sitem reproduksi laki-laki dan perempuan sehingga mampu berkembang biak dengan cara fertilasi diri. Tiap proglotid berukuran 16 - 20 mm x 5 -7 mm dengan cabang uterus berjumlah 15 – 20 buah yang tiap sisinya mengandung 80.000 – 10.000 telur. Proglotid ini juga mampu bergerak dalam tinja ketika specimen dikirim tanpa pengawet.
Telurnya berwarna coklat tengguli berukuran 31-43 μ yang dilapisi oleh dinding yang tebal bergaris radier yang berisi embrio berkait enam (onkosfer).
Daur Hidup Taenia Saginata
Dalam usus manusia yang terinfeksi Taenia saginata terjadi proses reproduksi cacing pada proglotid yang menghasilkan embrio. Telur keluar bersama dengan fases atau tinja manusia. Apabila fases yang mengandung telur cacing termakan oleh sapi dan sampai ke usus, embrio akan berkembang menjadi larva onkosfer yang selanjutnya menetas dalam duodendum.Dalam usus manusia yang terinfeksi Taenia saginata terjadi proses reproduksi cacing pada proglotid yang menghasilkan embrio. Telur keluar bersama dengan fases atau tinja manusia. Apabila fases yang mengandung telur cacing termakan oleh sapi dan sampai ke usus, embrio akan berkembang menjadi larva onkosfer yang selanjutnya menetas dalam duodendum.
Selanjutnya larva onkosfer melakukan penetrasi atau menembus dinding usus hingga terbawa aliran darah difiltrasi keluar otot lurik dan akhirnya berubah menjadi kista atau Cysticercusbovis (larva cacing sesungguhnya). Larva terus berkembang hingga membentuk cysticercus (sirtiserkus), yang apabila termakan oleh manusia dan sampai di usus halus akan terus berkembang hingga menjadi Taenia saginata dewasa.
Diagnosa Infeksi Parasitisme Cacing Taenia saginata
Untuk mengetahui apakah seseorang terkena infeksi Taenia saginata atau tidak dapat diketahui dengan cara menganalisis tinja. Apabila tinja mengandung proglotid maka dapat dipastikan orang tersebut terinfeksi cacing Taenia.Pencegahan Infeksi Parasit Cacing Taenia saginata
Pencegahan agar terhindar dari infeksi atau agar tidak menular, antara lain :- Mengelola limbah tinja dengan cara sistem jamban bersama agar tinja tidak dimakan oleh hewan ternak, terutama sapi dan tidak mencemari tanah atau rumput,
- Melakukan pemeriksaan daging oleh dokter hewan atau mantra hewan di RPH (Rumah Pemotongan Hewan), sehingga daging yang mengandung kista tidak sampai dikonsumsi oleh masyarakat (kerjasama lintas sector dengan dinas peternakan),
- Menghilangkan kebiasaan memakan daging setengah matang atau mentah,
- Berhati-hati dalam memilih daging, dan
- Memasak daging sampai matang (di atas 60 C dalam waktu cukup lama).
Pengobatan Infeksi Cacing Taenia saginata
Apabila sudah terlanjr terinfeksi cacing pita Taenia sagnata, masih ada cara untuk mengobati infeksi cacingan. Meskipun terkesan rumit, Pengoabtan infeksi masih dapat dilakukan apabila dilaksanakan dengan kesabaran dan keyakinan kuat.Pengobatan bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan skoleks pada usus halus manusia yang terinfeksi. Pengobatan lanjutan akan lebih efektif jika melakukan konsultasi dengan dokter ahli.
0 komentar:
Posting Komentar